Inspirasi hotel ini dimulai pada tahun 1989, ketika sekelompok seniman Jepang mengunjungi Desa Jukkasjarvi di Swedia dan menciptakan pameran dalam bentuk es. Pada tahun berikutnya, seorang seniman Perancis tiba dan mengadakan sebuah pameran di galeri es yang dinamakan Ruang Besar Arktika.
Ketika sekelompok pengunjung menginap di galeri, tidur dengan hangat
dan nyaman di kulit bulu rusa kutub, mereka lalu merasa gembira
dengan pengalaman tersebut, kemudian gagasan ini pun mulai muncul.
Balok Bangunan
Persiapan
membangun kembali hotel ini dimulai pada setiap musim semi, ketika
balok-balok es dari sungai dipotong dan disimpan dalam pendingin
berukuran besar, siap untuk pembuatan es yang dikembangkan di Jukkasjarvi
juga digunakan. Konstruksi dimulai secara serius pada bulan Oktober,
ketika kubah bingkai baja diletakkan untuk bagian utama gedung, dan
peralatan bergerak lainnya mencetak salju di atas bingkai tersebut.
Setelah dua hari, kubah dipindahkan dan diletakkan di lokasi baru.
Kemudian, kolom es diletakkan pada tempat-tempatnya sebagai penyangga
tambahan ke kubah salju yang berdiri.
Pada
awal bulan Desember, struktur utamanya hampir selesai dan perbaikan
interior dimulai. Dengan suhu dalam ruang konstan kira-kira 23oF (-5oC), kondisi di dalam ruangan relative nyaman dibandingkan dengan suhu di luar, yang dapat turun hingga di bawah -40oF (-40oC).
Pada larut malam, gergaji pahat memahat balok-balok es untuk
menciptakan jendela, pintu dan kolom-kolom dengan meja, kursi, lampu dan
patung. Akhirnya, seniman tamu nasional dan internasional yang
terpilih diundang untuk merancang interior pada beberapa ruangan.
Pengunjung
hotel pada musim dingin mulai menurun sekitar pertengahan Desember
dan reservasi di terima hingga sekitar akhir April. Ketika atap
hotel ini mulai meneteskan air, musim dingin telah berakhir dan
Icehotel kembali ke bentuk asalnya-menjadi sungai. Pada musim dingin
tahun 2000, perusahaan Icehotel membuka cabang lain di sisi lain Samudra Atlantik yaitu Icehotel di Kanada. Tersedianya es dan salju membuat gagasan ini menjadi mungkin.
Tidur Nyenyak
Setiap
Kamar tamu memiliki dinding es, langit-langit es, lantai es dan tempat
tidur es yang dilapisi dengan matras dan kulit rusa kutub. Tamu-tamu
itu tidur di dalam kantong tidur penyekat panas yang dapat melindungi
dari suhu dingin -13oF (-25oC). Di hotel tersebut juga terdapat sauna tangan untuk menghangatkan tamu di pagi hari setelah minum jus Lingonberry.
Kebudayaan Sami
Ice Hotel merupakan tempat sempurna untuk menjelajahi masyarakat asli Sami, yang juga dikenal dengan sebutan Lapps, yang telah mendiami alam bebas yang keras ini selama ribuah tahun. Masyarakat Sami hidupnya semi nomaden, berburu dan memancing. Kini masyarakat Sami menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik di Lapland, di sepanjang Swedia, Norwegia, Finlandia dan Rusia. Salah satu sumber mata pencaharian mereka berasal dari ternak rusa kutub.
Budaya Sami
kaya dengan kerajinan tangan dan cerita rakyat. Ciri khususnya adalah
pakaian nasional yang menarik, berhias pita berwarna cerah yang di
tenun dengan pola abstrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar